Abah Ali Barqul Abid |
Suasana khidmat menyelimuti Pondok Pesantren Manba'ul Adhim Bagbogo, Nganjuk, pagi ini. Puluhan santri, baik yang mukim (tinggal di pesantren) maupun yang berdomisili di sekitar kompleks pesantren, antusias mengikuti pengajian kitab Bidayatul Hidayah yang diasuh langsung oleh Abah Kyai Ali Barqul Abid.
Kitab Bidayatul Hidayah merupakan karya monumental Imam Al-Ghazali, ulama besar abad ke-11, yang membahas tuntunan etika (adab) dalam beribadah, bermuamalah, hingga pembersihan jiwa (tazkiyatun nafs). Dalam pengajian tersebut, Kyai Ali Barqul Abid menekankan pentingnya integrasi antara ilmu, amal, dan keikhlasan. “Kitab ini bukan sekadar teori, tapi panduan praktis untuk membersihkan hati dari sifat riya, ujub, dan penyakit hati lainnya,” ujarnya.
Kyai Ali menjabarkan bab-bab kunci kitab tersebut, seperti adab seorang murid kepada guru, tata cara menjaga niat, serta kiat menghindari maksiat tersembunyi. “Misalnya, bagaimana kita menjaga lisan dari ghibah, atau menjaga hati agar tidak mudah iri saat melihat kesuksesan orang lain,” paparnya. Penjelasannya disampaikan dengan analogi sederhana, diselingi canda dan kisah-kisah inspiratif, sehingga mudah dicerna oleh santri.
Meski digelar di hari libur, antusiasme santri terlihat tinggi. Sebagian besar peserta merupakan santri yang sengaja tidak pulang ke kampung halaman demi mengikuti rangkaian kegiatan pesantren. “Saya lebih memilih tinggal di sini karena pengajian seperti ini jarang diadakan saat hari biasa. Apalagi, kitab Bidayatul Hidayah sangat relevan untuk kehidupan sehari-hari,” ujar salah satu santri putri asal Ponorogo.
Abah Kyai Ali juga menyampaikan harapannya agar para santri tidak hanya memahami isi kitab, tetapi menginternalisasi nilai-nilainya. “Ilmu tanpa amal bagai pohon tanpa buah. Saya berharap kalian bisa menjadi generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berakhlak mulia,” tegasnya.
Kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen Pesantren Manba'ul Adhim Bagbogo untuk terus memadukan kurikulum klasik dengan kebutuhan kontemporer. Menurut Lutfu salah satu pengurus pesantren, kegiatan seperti ini sudah menjadi kalender tetap pondok sejak jaman Abah Kyai Imam Muhadi dulu.
Dengan semangat *al-muhafazhah ala al-qadim as-shalih wa al-akhdzu bi al-jadid al-ashlah* (melestarikan tradisi yang baik dan mengadopsi inovasi yang lebih baik), pesantren ini terus menjadi mercusuar pendidikan karakter di Nganjuk.
----Bagbogo Nganjuk)
Posting Komentar untuk "Ngaji Kitab Bidayatul Hidayah di Pesantren Manba'ul Adhim Bagbogo: Ajaran Etika dan Spiritualitas untuk Santri"