Penutupan Kegiatan dan Pengajian Pondok Pesantren Salafiyah Manba'ul Adhim Bagbogo, Tanjunganom, Nganjuk

Abah Kyai Ali Barqul Abid Membuka sekaligus Menutup acara

Tanjunganom, Nganjuk – Pondok Pesantren Salafiyah Manba'ul Adhim Bagbogo menggelar acara penutupan kegiatan dan pengajian tahun ajaran (Haflah Akhirusanah) pada Selasa malam, 11 Februari 2025, bertepatan dengan malam 13 Syaban. Acara yang digelar di serambi masjid pondok tersebut dihadiri oleh seluruh santri, pengurus, serta para guru. Acara dibuka dan ditutup secara resmi oleh Abah Kyai Ali Barqul Abid, pimpinan pondok yang juga memberikan pesan-pesan penuh hikmah kepada para santri.

Dalam sambutannya, Abah Kyai Ali Barqul Abid menekankan pentingnya ilmu yang telah dipelajari selama di pondok. Beliau berpesan agar ilmu tersebut dapat bermanfaat tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga bagi keluarga, masyarakat, dan umat secara luas. “Bagi santri yang telah menyelesaikan masa belajarnya, saya ucapkan selamat. Namun, ingat, belajar dan menuntut ilmu tidak boleh berhenti. Teruslah mencari ilmu sepanjang hayat,” ujarnya.

Abah Kyai juga mengingatkan para santri yang akan menjalani masa liburan pondok untuk tetap menjaga konsistensi ibadah, terutama di bulan Ramadhan yang penuh berkah. “Saya titipkan kalian pada Allah. Semoga kalian, keluarga kalian, dan orang-orang yang kalian cintai senantiasa dalam perlindungan-Nya, dianugerahkan kesehatan, kemudahan rezeki, dan sampai bertemu kembali dalam keadaan yang sebaik-baiknya,” tuturnya penuh haru.
Pesan-pesan Khusus dari Abah Kyai
Abah Kyai Ali Barqul Abid juga memberikan pesan-pesan khusus yang disampaikan melalui Gus Ali, di antaranya:
  1. Mondok Harus Cukup (Sampai Bisa Mengabdi): Santri diharapkan untuk menuntaskan masa belajarnya hingga benar-benar siap mengabdi kepada masyarakat.
  2. Menjaga Akhlak di Tengah Masyarakat: Akhlak yang baik adalah cerminan dari ilmu yang telah dipelajari. Santri harus menjadi teladan di tengah masyarakat.
  3. Membanggakan Orang Tua dengan Akhlak: Prestasi terbesar seorang santri adalah ketika ia mampu membuat orang tuanya bangga dengan akhlak dan perilakunya.
  4. Tidak Tergesa-gesa Mengamalkan Ilmu: Santri diingatkan untuk tidak terburu-buru mengamalkan ilmu yang belum matang, seperti memimpin tarawih di masyarakat, karena hal itu bisa menjadi jeratan dalam proses tholabul ilmi (mencari ilmu).
  5. Mentaati Aturan Pondok:
  6. Santri harus selalu patuh pada aturan dan maklumat yang telah ditetapkan oleh pengurus pondok.
Pengajian oleh Kyai Masrukin
Pada sesi pengajian, Kyai Masrukin menyampaikan pentingnya peran guru dalam proses belajar mengajar. Beliau mengibaratkan guru sebagai menara pemancar provider, sedangkan santri adalah ponsel. “Sebaik dan secanggih apapun ponsel, jika tidak ada sinyal, maka tidak akan berguna. Begitu pula dengan guru, mereka adalah sinyal yang menghubungkan santri dengan ilmu,” ujarnya.

Kyai Masrukin juga menekankan bahwa guru adalah merk branding. “Sehebat apapun produk, jika tidak memiliki merk yang dikenal, maka tidak akan laku. Kyai Imam Muhadi dan Manba'ul Adhim Bagbogo adalah brand yang telah diakui,” tambahnya.
Doa Penutup oleh Abah Kyai
Acara penutupan diakhiri dengan pembacaan doa oleh Abah Kyai Ali Barqul Abid. Beliau membacakan surat Al-Fatihah, Al-Ikhlas, Al-Alaq, dan An-Nas, serta ayat kursi sebagai wasiat dari gurunya, Kyai Ridwan. Doa tersebut dipanjatkan untuk keselamatan, keberkahan, dan kemudahan rezeki bagi seluruh santri, keluarga, dan masyarakat.

Acara penutupan ini menjadi momen yang penuh makna bagi seluruh santri dan pengurus pondok. Mereka berharap dapat kembali bertemu di tahun ajaran berikutnya dengan semangat baru dan ilmu yang lebih bermanfaat.

* Pondok Pesantren Manba'ul Adhim Bagbogo) 

Posting Komentar untuk "Penutupan Kegiatan dan Pengajian Pondok Pesantren Salafiyah Manba'ul Adhim Bagbogo, Tanjunganom, Nganjuk"