Mencari Ridha Allah: Pesan Abah Kyai Ali Barqul Abid dalam Haflah Akhirusanah dan Khotmil Qur'an' Pondok Pesantren Manba'ul Hikmah Tanjung Jabung Timur Jambi

Abah Kyai Ali Barqul Abid dan Kyai Muhammad Agus Salim
 
Tanjung Jabung Timur, Jambi  (20 Februari 2025) -- Dalam acara Haflah Akhirisanah dan Khotmil Quran yang digelar di Pondok Pesantren Manba'ul Hikmah, Abah Kyai Ali Barqul Abid menyampaikan pesan-pesan mendalam tentang syukur, perjuangan menuntut ilmu, dan pentingnya menjaga hati. Acara ini menjadi momen istimewa untuk merayakan khatam Quran para santri dan santriwati, sekaligus mengingatkan kembali nilai-nilai spiritual yang menjadi fondasi kehidupan di pondok pesantren.
 

Syukur yang Tak Ternilai
Abah Kyai Ali membuka ceramahnya dengan mengajak seluruh hadirin untuk bersyukur atas khatamnya Quran para santri. Menurutnya, syukur ini tidak bisa diukur dengan nikmat duniawi, karena ia memiliki nilai spiritual yang jauh lebih tinggi. “Syukur dengan sesyukur-syukurnya, semua jatah kita sudah diberikan. Jika ada yang terlewat, mungkin itu bukan jatah kita, atau mungkin akan menjadi milik kita di masa depan,” ujarnya.

Beliau mengingatkan bahwa tujuan hidup bukanlah untuk mengejar hal-hal yang bersifat duniawi, melainkan untuk tetap istiqomah dalam menjalankan perintah Allah. Pesan ini mengingatkan kita bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup adalah bagian dari takdir Ilahi, dan kita harus menerimanya dengan lapang dada. Syukur juga menjadi pengingat bahwa tujuan hidup bukanlah mengejar hal-hal duniawi, melainkan tetap istiqomah dalam menjalankan perintah Allah.

Menuntut Ilmu dengan Kecintaan pada Nabi Muhammad SAW
Menuntut ilmu adalah bentuk kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW. Ilmu yang dicari tidak hanya untuk kepentingan duniawi, tetapi juga sebagai bentuk ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah. Abah Kyai Ali juga menceritakan perjuangan awal berdirinya Pondok Pesantren Manba'ul Hikmah, yang penuh dengan pengorbanan dan ketulusan. Beliau menekankan bahwa ilmu yang didapat di pondok pesantren tidak hanya untuk kepentingan pribadi, tetapi juga untuk kemaslahatan umat.

Sumber Ilmu
Abah Kyai Ali juga menjelaskan bahwa ilmu bisa didapat melalui dua cara. Ia mengibaratkan sumber ilmu seperti sebuah kolam yang memiliki dua macam sumber air. Pertama, ada sumber air yang berasal dari sungai, yang mengalir sebagai sumber. Sumber air ini dapat diibaratkan sebagai ilmu yang didapat melalui pendidikan formal, seperti sekolah dan universitas. Ilmu ini diperoleh melalui proses belajar yang sistematis dan terstruktur, dengan bantuan guru dan sumber belajar lainnya, menurut Abah Ali ini ada batasnya.

Kedua, ada sumber air yang berasal dari dalam kolam itu sendiri, yang diperoleh melalui proses penggalian dan pendalaman. Sumber air ini dapat diibaratkan sebagai ilmu yang diperoleh melalui penggalian diri dan pendalaman hati. Ilmu ini diperoleh melalui proses refleksi, kontemplasi, dan introspeksi, dengan bantuan guru spiritual dan pembimbing lainnya. Ilmu yang diperoleh melalui penggalian diri dan pendalaman hati ini memiliki kelebihan yang unik, yaitu bahwa ilmu ini lebih awet dan berlimpah, namun ilmu kedua ini harus ada pendampingan seorang guru (Mursyid).



   
Abah Kyai Ali Barqul Abid   
 
 
Menjaga Hati dari Penyakit Hati
Abah Kyai Ali mengingatkan para santri untuk selalu menjaga hati dari penyakit-penyakit seperti sombong, iri, dan dengki. Ilmu yang bermanfaat berasal dari hati yang bersih.  Hati atau nurut ibarat kertas atau kaca. Jika hati kotor, ilmu yang didapat tidak bisa menempel , dan tidak akan barokah. Beliau menekankan bahwa ilmu adalah benteng yang melindungi seseorang dari kerusakan moral dan spiritual.

Peran Santri dalam Menghadapi Tantangan Zaman
Abah Kyai Ali menekankan pentingnya peran santri dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks. Beliau menyatakan bahwa ilmu yang didapat di pondok pesantren tidak hanya untuk kepentingan pribadi, tetapi juga untuk kemaslahatan umat. Santri harus menjadi pelopor perubahan, membawa nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin ke tengah masyarakat.

Pentingnya Kolaborasi dan Kebersamaan
Abah Kyai Ali juga menekankan pentingnya kolaborasi dan kebersamaan dalam mencapai tujuan. "Tidak ada yang bisa dilakukan sendirian. Kita harus saling mendukung, saling mengingatkan, dan saling melengkapi," ujarnya. Beliau mengajak seluruh keluarga besar Pondok Pesantren Mambaul Hikmah untuk terus menjaga ukhuwah islamiyah dan bekerja sama dalam kebaikan. Kolaborasi dan kebersamaan ini tidak hanya penting dalam lingkungan pondok pesantren, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Dalam menghadapi tantangan zaman, kita memerlukan kerja sama yang erat antara sesama umat, antara ulama dan umara, serta antara masyarakat dan pemerintah.

Peran dan Tanggung Jawab
Menjadi imam perlu ilmu, menjadi makmum juga butuh ilmu. Setiap santri harus siap menjadi imam dan menjadi makmum. Imam punya peran, dan makmum juga punya peran masing-masing. Begitupun tentang kedudukan dan tugas, ada yang bertugas sebagai kyai, pengasuh pondok, di pemerintahan, pertanian, nelayan dan lainnya. Semuanya punya peran agar terjadi harmonisasi. Jalani peran masing secara tanggung jawab, biar Allah nanti yang menentukan. Semua berlaku sama, asal ridho dan ikhlas biarlah tugas Allah yang menilai.

Penutup: Doa dan Harapan
Acara Haflah Akhirisanah dan Khotmil Quran ini ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh Abah Kyai Ali. Beliau memohon kepada Allah agar para santri dan santriwati senantiasa diberi kekuatan, keikhlasan, dan kebijaksanaan dalam menuntut ilmu dan mengamalkannya. "Semoga ilmu yang telah didapat menjadi bekal yang bermanfaat di dunia dan akhirat. Semoga para santri menjadi generasi yang membawa perubahan positif bagi umat dan bangsa," doanya.

Refleksi Akhir
Acara ini tidak hanya menjadi momen kebanggaan bagi para santri yang telah berhasil mengkhatamkan Quran, tetapi juga menjadi pengingat akan tanggung jawab besar yang harus dipikul. Pesan-pesan yang disampaikan oleh Abah Kyai Ali Barqul Abid mengajak kita semua untuk senantiasa mengingat tujuan hidup yang sejati, yaitu mencari ridha Allah. Di tengah tantangan zaman yang semakin berat, Pondok Pesantren Manba'ul Hikmah tetap teguh menjaga nilai-nilai keislaman dan tradisi pesantren. Semoga perjuangan para santri dan pengasuh pondok ini menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus mengejar ilmu yang bermanfaat dan barokah.

*Tanjung Jabung Timur)

Posting Komentar untuk "Mencari Ridha Allah: Pesan Abah Kyai Ali Barqul Abid dalam Haflah Akhirusanah dan Khotmil Qur'an' Pondok Pesantren Manba'ul Hikmah Tanjung Jabung Timur Jambi"